Kamis, 17 Desember 2009

LumBa-LumBa


Lumba-lumba adalah mamalia laut yang sangat cerdas, selain itu sistem alamiah yang melengkapi tubuhnya sangat kompleks. Sehingga banyak teknologi yang terinspirasi dari lumba-lumba. Salah satu contoh adalah kulit lumba-lumba yang mampu memperkecil gesekan dengan air, sehingga lumba-lumba dapat berenang dengan sedikit hambatan air. Hal ini yang digunakan para perenang untuk merancang baju renang yang mirip kulit lumba-lumba.

Lumba-lumba memiliki sebuah sistem yang digunakan untuk berkomunikasi dan menerima rangsang yang dinamakan sistem sonar, sistem ini dapat menghindari benda-benda yang ada di depan lumba-lumba, sehingga terhindar dari benturan. Teknologi ini kemudian diterapkan dalam pembuatan radar kapal selam. Lumba-lumba adalah binatang menyusui. Mereka hidup di laut dan sungai di seluruh dunia. Lumba-lumba adalah kerebat paus dan pesut. Ada lebih dari 40 jenis Lumba-lumba.
Manusia senantiasa tertarik dengan kisah lumba-lumba. Bangsa Romawi telah membuat gambar mozaik Lumba-lumba sekitar 2.000 tahun lalu. Sekarang, manusia senang berenang di laut bersama binatang yang pandai dan bersahabat seperti lumba-lumba. Lumba-lumba harus berhati hati terhadap ikan hiu yang mungkin menyerang mereka sewaktu waktu. Mereka melindungi diri dengan gigi giginya, terkadang mereka menggunakan paruhnya sebagai pelantak. Manusia dapat menjala banyak sekali ikan bagi lumba-lumba untuk makanannya. Kadang kadang, lumba-lumba tertangkap oleh jaring nelayan. Mereka tidak dapat menghirup napas di permukaan, akibatnya mereka tenggelam. Ketika bahan kimia yang berbahaya dibuang ke laut, limbah itu bisa meracuni makanan yang dimakan Lumba-lumba. Pembangunan waduk di sungai dan pengeringan danau hanya menyisakan sedikit tempat bagi binatang seperti lumba-lumba Brazil untuk hidup.

Lumba-lumba tergolong sebagai mamalia yang cerdas. Lumba-lumba dapat menolong manusia, bila lumba-lumba sudah terlatih, bahkan lingkaran api pun dapat mereka terobos. Singa laut, spesies primata, ikan paus dan anjing juga termasuk binatang yang cerdas. Lumba-lumba yang sudah terlatih dapat melakukan berbagai atraksi dan mereka juga dapat berhitung, tetapi Lumba-lumba liar belum dapat melakukan berbagai atraksi. Sekarang ini, lumba-lumba dan ikan paus sudah langka, maka lumba-lumba dan ikan paus harus dilindungi. Lumba-lumba dan ikan paus telah mulai dilindungi di seluruh dunia.

Rabu, 09 Desember 2009

Perkembangan Teknologi

Di tahun 1980 masih banyak diantara kita di Indonesia yang belum melek komputer, sehingga pada saat itu kita sudah sangat bangga jika menggunakan mesin tik elektronik. Tahun 1987, kita mulai mengenal komputer ber-prosesor 286, dimana untuk menghidupkannya masih menggunakan disket DOS. Selain itu sistem operasi pada saat itu msih belum open system, sehingga sistem PC tidak dapat berkomunikasi dengan sistem lainnya yaitu Mac.Untuk mengirimkan files kepada seseorang yang berlainan kota, kita masih membutuhkan jasa pos atau kurir. Tahun 1990, orang Indonesia dengan bangganya menenteng organizer elektronis bermemori 2 MB untuk dapat disebut melek teknologi.
Salah satu penerapan teknologi informasi di ritel

Salah satu penerapan teknologi informasi di ritel

Saat ini teknologi komputer sudah berkembang demikian pesatnya . Di pasaran komputer kini telah sampai ke teknologi komputer berprosesor Pentium IV dengan kecepatan sampai 2 Gz dan memori 1.5 GB. Orang juga dapat dengan mudah berkomunikasi dan bertukar informasi walau pun sistem operasi komputernya berbeda, karena kini sistem operasi sudah open system. Untuk mengirimkan file, semudah mengklik sebuah program. Fungsi kantor pos untuk berkirim surat mulai berkurang peranannya. Kini tempat organizer elektronik digantikan oleh PDA (Personnel Digital Assistenat), atau Pocket PC dengan memori sampai 64 MB dan sistem operasi PalmOS atau Windows Pockect PC 2002, yang diluncurkan October 2001 lalu. Dengan kehadiran PDA mobilitas orang kini tidak lagi menjadi halangan untuk berkomunikasi dan mengakses informasi di internet, mau pun melakukan aktivitas seperti mengetik atau membuat perhitungan dengan spread sheet.

Penemuan UnsuR RadioAktif

Radioaktivitas pertama kali ditemukan pada tahun 1896 oleh ilmuwan Perancis Henri Becquerel ketika sedang bekerja dengan material fosforen. Material semacam ini akan berpendar di tempat gelap setelah sebelumnya mendapat paparan cahaya, dan dia berfikir pendaran yang dihasilkan tabung katoda oleh sinar-X mungkin berhubungan dengan fosforesensi. Karenanya ia membungkus sebuah pelat foto dengan kertas hitam dan menempatkan beragam material fosforen diatasnya. Kesemuanya tidak menunjukkan hasil sampai ketika ia menggunakan garam uranium. Terjadi bintik hitam pekat pada pelat foto ketika ia menggunakan garam uranium tesebut.

Tetapi kemudian menjadi jelas bahwa bintik hitam pada pelat bukan terjadi karena peristiwa fosforesensi, pada saat percobaan, material dijaga pada tempat yang gelap. Juga, garam uranium nonfosforen dan bahkan uranium metal dapat juga menimbulkan efek bintik hitam pada pelat.
Partikel Alfa tidak mampu menembus selembar kertas, partikel beta tidak mampu menembus pelat alumunium. Untuk menghentikan gamma diperlukan lapisan metal tebal, namun karena penyerapannya fungsi eksponensial akan ada sedikit bagian yang mungkin menembus pelat metal

Pada awalnya tampak bentuk radiasi yang baru ditemukan ini mirip dengan penemuan sinar-X. Akan tetapi, penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Becquerel, Marie Curie, Pierre Curie, Ernest Rutherford dan ilmuwan lainnya menemukan bahwa radiaktivitas jauh lebih rumit ketimbang sinar-X. Beragam jenis peluruhan bisa terjadi.

Sebagai contoh, ditemukan bahwa medan listrik atau medan magnet dapat memecah emisi radiasi menjadi tiga sinar. Demi memudahkan penamaan, sinar-sinar tersebut diberi nama sesuai dengan alfabet yunani yakni alpha, beta, dan gamma, nama-nama tersebut masih bertahan hingga kini. Kemudian dari arah gaya elektromagnet, diketahui bahwa sinar alfa mengandung muatan positif, sinar beta bermuatan negatif, dan sinar gamma bermuatan netral. Dari besarnya arah pantulan, juga diketahui bahwa partikel alfa jauh lebih berat ketimbang partikel beta. Dengan melewatkan sinar alfa melalui membran gelas tipis dan menjebaknya dalam sebuah tabung lampu neon membuat para peneliti dapat mempelajari spektrum emisi dari gas yang dihasilkan, dan membuktikan bahwa partikel alfa kenyataannya adalah sebuah inti atom helium. Percobaan lainnya menunjukkan kemiripan antara radiasi beta dengan sinar katoda serta kemiripan radiasi gamma dengan sinar-X.

Para peneliti ini juga menemukan bahwa banyak unsur kimia lainnya yang mempunyai isotop radioaktif. Radioaktivitas juga memandu Marie Curie untuk mengisolasi radium dari barium; dua buah unsur yang memiliki kemiripan sehingga sulit untuk dibedakan.

Bahaya radioaktivitas dari radiasi tidak serta merta diketahui. Efek akut dari radiasi pertama kali diamati oleh insinyur listrik Amerika Elihu Thomson yang secara terus menerus mengarahkan sinar-X ke jari-jarinya pada 1896. Dia menerbitkan hasil pengamatannya terkait dengan efek bakar yang dihasilkan. Bisa dikatakan ia menemukan bidang ilmu fisika medik (health physics); untungnya luka tersebut sembuh dikemudian hari.

Efek genetis radiasi baru diketahui jauh dikemudian hari. Pada tahun 1927 Hermann Joseph Muller menerbitkan penelitiannya yang menunjukkan efek genetis radiasi. Pada tahun 1947 dimendapat penghargaan hadiah Nobel untuk penemuannya ini.

Sebelum efek biologi radiasi diketahui, banyak perusahan kesehatan yang memasarkan obat paten yang mengandung bahan radioaktif; salah satunya adalah penggunaan radium pada perawatan enema. Marie Curie menentang jenis perawatan ini, ia memperingatkan efek radiasai pada tubuh manusia belum benar-benar diketahui (Curie dikemudian hari meninggal akibat Anemia Aplastik, yang hampir dipastikan akibat lamanya ia terpapar Radium). Pada tahun 1930-an produk pengobatan yang mengandung bahan radioaktif tidak ada lagi dipasaran bebas

UnSuR NatriuM


Natrium atau sodium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Na dan nomor atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti lilin, yang termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam (terutama halite). Dia sangat reaktif, apinya berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air, sehingga harus disimpan dalam minyak. Karena sangat reaktif, natrium hampir tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur murni.

Sifat utama

Seperti logam alkali lainnya, natrium adalah unsur reaktif yang lunak, ringan, dan putih keperakan, yang tak pernah berwujud sebagai unsur murni di alam. Natrium mengapung di air, menguraikannya menjadi gas hidrogen dan ion hidroksida. Jika digerus menjadi bubuk, natrium akan meledak dalam air secara spontan. Namun, biasanya ia tidak meledak di udara bersuhu di bawah 388 K.

Tabel periodik
Keterangan Umum Unsur
Nama, Lambang, Nomor atom natrium, Na, 11
Deret kimia logam alkali
Golongan, Periode, Blok 1, 3, s
Penampilan putih keperakan
Na,11.jpg
Massa atom 22,989770(2) g/mol
Konfigurasi elektron [Ne] 3s1
Jumlah elektron tiap kulit 2, 8, 1
Ciri-ciri fisik
Fase padat
Massa jenis (sekitar suhu kamar) 0,968 g/cm³
Massa jenis cair pada titik lebur 0,927 g/cm³
Titik lebur 370,87 K
(97,72 °C, 207,9 °F)
Titik didih 1156 K
(883 °C, 1621 °F)
Kalor peleburan 2,60 kJ/mol
Kalor penguapan 97,42 kJ/mol
Kapasitas kalor (25 °C) 28,230 J/(mol·K)
Tekanan uap P/Pa 1 10 100 1 k 10 k 100 k
pada T/K 554 617 697 802 946 1153
Ciri-ciri atom
Struktur kristal kubus pusat badan
Bilangan oksidasi 1
(oksida basa kuat)
Elektronegativitas 0,93 (skala Pauling)
Energi ionisasi pertama: 495,8 kJ/mol
ke-2: 4562 kJ/mol
ke-3: 6910,3 kJ/mol
Jari-jari atom 180 pm
Jari-jari atom (terhitung) 190 pm
Jari-jari kovalen 154 pm
Jari-jari Van der Waals 227 pm
Lain-lain
Sifat magnetik paramagnetik
Resistivitas listrik (20 °C) 47,7 nΩ·m
Konduktivitas termal (300 K) 142 W/(m·K)
Ekspansi termal (25 °C) 71 µm/(m·K)
Kecepatan suara (kawat tipis) (20 °C) 3200 m/s
Modulus Young 10 GPa
Modulus geser 3,3 GPa
Modulus ruah 6,3 GPa
Skala kekerasan Mohs 0,5
Kekerasan Brinell 0,69 MPa
Isotop
iso NA waktu paruh DM DE (MeV) DP
22Na syn 2,602 tahun β+ 0,546 22Ne
ε - 22Ne
γ 1,2745 -
23Na 100% Na stabil dengan 12 neutron

Rabu, 28 Oktober 2009

Adakah obat untuk HIV

AIDS merupakan penyakit yang paling ditakuti pada saat ini. HIV, virus yang menyebabkan penyakit ini, merusak sistem pertahanan tubuh (sistem imun), sehingga orang-orang yang menderita penyakit ini kemampuan untuk mempertahankan dirinya dari serangan penyakit menjadi berkurang. Seseorang yang positif mengidap HIV, belum tentu mengidap AIDS. Banyak kasus di mana seseorang positif mengidap HIV, tetapi tidak menjadi sakit dalam jangka waktu yang lama. Namun, HIV yang ada pada tubuh seseorang akan terus merusak sistem imun. Akibatnya, virus, jamur dan bakteri yang biasanya tidak berbahaya menjadi sangat berbahaya karena rusaknya sistem imun tubuh.
Karena ganasnya penyakit ini, maka berbagai usaha dilakukan untuk mengembangkan obat-obatan yang dapat mengatasinya. Pengobatan yang berkembang saat ini, targetnya adalah enzim-enzim yang dihasilkan oleh HIV dan diperlukan oleh virus tersebut untuk berkembang. Enzim-enzim ini dihambat dengan menggunakan inhibitor yang nantinya akan menghambat kerja enzim-enzim tersebut dan pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan virus HIV.
HIV merupakan suatu virus yang material genetiknya adalah RNA (asam ribonukleat) yang dibungkus oleh suatu matriks yang sebagian besar terdiri atas protein. Untuk tumbuh, materi genetik ini perlu diubah menjadi DNA (asam deoksiribonukleat), diintegrasikan ke dalam DNA inang, dan selanjutnya mengalami proses yang akhirnya akan menghasilkan protein. Protein-protein yang dihasilkan kemudian akan membentuk virus-virus baru.

Gambar 1A Struktur Virus HIV

Gambar 1B Daur hidup HIV
Obat-obatan yang telah ditemukan pada saat ini menghambat pengubahan RNA menjadi DNA dan menghambat pembentukan protein-protein aktif. Enzim yang membantu pengubahan RNA menjadi DNA disebut reverse transcriptase, sedangkan yang membantu pembentukan protein-protein aktif disebut protease.
Untuk dapat membentuk protein yang aktif, informasi genetik yang tersimpan pada RNA virus harus diubah terlebih dahulu menjadi DNA. Reverse transcriptase membantu proses pengubahan RNA menjadi DNA. Jika proses pembentukan DNA dihambat, maka proses pembentukan protein juga menjadi terhambat. Oleh karena itu, pembentukan virus-virus yang baru menjadi berjalan dengan lambat. Jadi, penggunaan obat-obatan penghambat enzim reverse transcriptase tidak secara tuntas menghancurkan virus yang terdapat di dalam tubuh. Penggunaan obat-obatan jenis ini hanya menghambat proses pembentukan virus baru, dan proses penghambatan ini pun tidak dapat menghentikan proses pembentukan virus baru secara total.
Obat-obatan lain yang sekarang ini juga banyak berkembang adalah penggunaan penghambat enzim protease. Dari DNA yang berasal dari RNA virus, akan dibentuk protein-protein yang nantinya akan berperan dalam proses pembentukan partikel virus yang baru. Pada mulanya, protein-protein yang dibentuk berada dalam bentuk yang tidak aktif. Untuk mengaktifkannya, maka protein-protein yang dihasilkan harus dipotong pada tempat-tempat tertentu. Di sinilah peranan protease. Protease akan memotong protein pada tempat tertentu dari suatu protein yang terbentuk dari DNA, dan akhirnya akan menghasilkan protein yang nantinya akan dapat membentuk protein penyusun matriks virus (protein struktural) ataupun protein fungsional yang berperan sebagai enzim.

Gambar 2 (klik untuk memperbesar)
Gambar 2 menunjukkan skema produk translasional dari gen gag-pol dan daerah di mana produk dari gen tersebut dipecah oleh protease. p17 berfungsi sebagai protein kapsid, p24 protein matriks, dan p7 nukleokapsid. p2, p1 dan p6 merupakan protein kecil yang belum diketahui fungsinya. Tanda panah menunjukkan proses pemotongan yang dikatalisis oleh protease HIV (Flexner, 1998).
Menurut Flexner (1998), pada saat ini telah dikenal empat inhibitor protease yang digunakan pada terapi pasien yang terinfeksi oleh virus HIV, yaitu indinavir, nelfinavir, ritonavir dan saquinavir. Satu inhibitor lainnya masih dalam proses penelitian, yaitu amprenavir. Inhibitor protease yang telah umum digunakan, memiliki efek samping yang perlu dipertimbangkan. Semua inhibitor protease yang telah disetujui memiliki efek samping gastrointestinal. Hiperlipidemia, intoleransi glukosa dan distribusi lemak abnormal dapat juga terjadi.

Gambar 3 (klik untuk memperbesar)
Gambar 3 menujukkan lima struktur inhibitor protease HIV dengan aktivitas antiretroviral pada uji klinis. NHtBu = amido tersier butil dan Ph = fenil (Flexner, 1998).
Uji klinis menunjukkan bahwa terapi tunggal dengan menggunakan inhibitor protease saja dapat menurunkan jumlah RNA HIV secara signifikan dan meningkatkan jumlah sel CD4 (indikator bekerjanya sistem imun) selama minggu pertama perlakuan. Namun demikian, kemampuan senyawa-senyawa ini untuk menekan replikasi virus sering kali terbatas, sehingga menyebabkan terjadinya suatu seleksi yang menghasilkan HIV yang tahan terhadap obat. Karena itu, pengobatan dilakukan dengan menggunakan suatu terapi kombinasi bersama-sama dengan inhibitor reverse transcriptase. Inhibitor protease yang dikombinasikan dengan inhibitor reverse transkriptase menunjukkan respon antiviral yang lebih signifikan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama (Patrick & Potts, 1998).
Dari uraian di atas, kita dapat mengetahui bahwa sampai saat ini belum ada obat yang benar-benar dapat menyembuhkan penyakit HIV/AIDS. Obat-obatan yang telah ditemukan hanya menghambat proses pertumbuhan virus, sehingga jumlah virus dapat ditekan.
Oleh karena itu, tantangan bagi para peneliti di seluruh dunia (termasuk Indonesia) adalah untuk mencari obat yang dapat menghancurkan virus yang terdapat dalam tubuh, bukan hanya menghambat pertumbuhan virus. Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati, tentunya memiliki potensi yang sangat besar untuk ditemukannya obat yang berasal dari alam. Penelusuran senyawa yang berkhasiat tentunya memerlukan penelitian yang tidak sederhana. Dapatkah obat tersebut ditemukan di Indonesia? Wallahu a’lam

Senin, 14 September 2009

TUGAS KEPUSTAKAAN KIMIA

1. Sebutkan 5 contoh literatur primer dan sekunder yang anda kenal!

2. Tuliskan 2 alamat situs sumber informasi kimia, 2 alamat direktori internet dan 2 alamat mesin pencari!

3. Jelaskan 2 macam protokol internet!

4. Definisikan istilah “basis data”!

5. Sebutkan perbedaan antara www dan internet!

Jawaban

1. Literatur primer adalah yang pertama kali diterbitkan dari penerbit atau dari sumbernya secara lengkap dan asli.

Contoh : artikel yang dimuat di majalah/jurnal atau surat kabar, laporan penelitian, tesis, disertasi, laporan hasil seminar, buku teks, standar, paten.

Literatur sekunder adalah segala jenis tulisan atau informasi yang dapat dipergunakan untuk memperoleh jenis literature primer dan tidak berisikan pengetahuan baru.

Contoh : buku/majalah seri atau abstrak, buku/majalah indeks, bibliografi, katalog perpustakaan, ensiklopedia, thesaurus, direktori, .

2. Situs sumber informasi kimia :

Kimia:

http://www.sumanasinc.com/webcontent/anisamples/chemistry/chemistry.html

Reaksi Kimia:

http://chemmac1.usc.edu/java/balance/balance.html

http://ir.chem.cmu.edu/irproject/applets/stoich/Applet.asp)

Tabel Periodik :

http://periodic.lanl.gov/default.htm

http://www.ilpi.com/genchem/periodicquiz.html

http;//kimiakitaonline.com merupakan situs yang berisi informasi kimia, jurnal, software, tutorial dan direktori situs yang berhubungan dengan kimia.

http://Kimia Indonesia.com merupakan situs Kimia Indonesia yang memuat artikel kimia, jurnal, olimpiade kimia Indonesia, profil nobel kimia, tabel periodik, forum diskusi dan database organik sintesis.

Alamat direktori internet :

kimiakita online

Alamat mesin pencari :

www.yahoo.com

www.google.com

www.search.com

3. Protokol internet merupakan program untuk koneksi ke internet.

Protokol internet diantaranya, yaitu internet explorer, opera, dan mozila firefox.

4. Basis data merupakan kumpulan data-data, misalnya kumpulan data tentang mahasiswa UNESA angkatan 2004 disebut database mahasiswa UNESA angkatan 2004, database organik sintesis, dan lain-lain.

5. Perbedaan antara www dengan internet, yaitu:

www kepanjangan dari world wide web yang artinya merupakan suatu perusahaan di dunia maya untuk program aplikasi web browser.

Internet kepanjangan dari international network yang artinya jaringan dari jaringan komputer.

ARTI ISTILAH

· Jurnal adalah terbitan berkala yang berbentuk pamflet berseri berisi bahan yang sangat diminati orang saat diterbitkan .

· Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. (UU 14 tahun 2001, ps. 1, ay. 1)

· Skripsi adalah laporan tertulis hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dengan bimbingan Dosen Pembimbing Skripsi untuk dipertahankan di hadapan Penguji Skripsi sebagai syarat untuk memperoleh derajat Sarjana.

· Kamus adalah sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata. Ia berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain menerangkan maksud kata, kamus juga mungkin mempunyai pedoman sebutan, asal-usul (etimologi) sesuatu perkataan dan juga contoh penggunaan bagi sesuatu perkataan.

· Glosari adalah penjelasan kata dalam bahasa Indonesia dan sinonimnya dalam Bahasa Inggris dan sebaliknya.

· Ensiklopedia atau ensiklopedi, adalah sejumlah buku yang berisi penjelasan mengenai setiap cabang ilmu pengetahuan yang tersusun menurut abjad atau menurut kategori secara singkat dan padat

· Monograf adalah sebutan lain untuk buku, dan digunakan untuk membedakan terbitan tersebut dengan terbitan berseri. Monograf berisi satu topik atau sejumlah topik (subjek) yang berkaitan, dan biasanya ditulis oleh satu orang. Selain itu, monograf merupakan terbitan tunggal yang selesai dalam satu jilid dan tidak berkelanjutan.

· Basis data (bahasa Inggris: database), atau sering pula dieja basisdata, adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut.

· Virtual Library adalah suatu direktori perpustakaan maya yang menyediakan alamat-alamat dari pusat informasi atau perpustakaan yang menyediakan layanan secara online dan menyediakan koleksi informasinya untuk umum.

· Direktory internet adalah sekumpulan informasi yang disusun berdasarkan hirarki tertentu yang merupakan sekumpulan jaringan komputer yang menghubungkan berbagai macam situs.

· Textbook adalah petunjuk dari buku pelajaran atau sebagai patokan buku dalam banyak cabang pembelajaran.

· Dokumen adalah suatu hasil yang diperoleh secara ilmiah.

· Protokol internet adalah form yang mengatur format data yang diijinkan, penanganan kesalahan (errorhandling),lalu lintas pesan, dan standar komunikasi lainnya. Protokol internet juga merupakan program untuk koneksi ke internet.

· Advanced search adalah form yang digunakan untuk melakukan pencarian akurat. Anda bisa memasukkan lebih dari satu kata kunci untuk mencari data sesuai dengan kriteria dan kategori yang diinginkan.

Kamis, 03 September 2009

"Bird Flu"

       In October 2003, an epidemic of influenza in chickens began sweeping through several countries in the Pacific Rim (Vietnam, Thailand, Japan, China, South Korea, Cambodia). The virus is H5N1. The H5 molecule is common among bird influenza viruses but has not been seen on flu viruses that cause human epidemics. However, sporadic human cases of H5N1 (with an alarmingly-high fatality rate) have been occurring ever since. 
        As a glance at the tables above will show, humans have had long experience with infections and vaccines by both H1 and H3 flu viruses. But the human population has absolutely no immunity against any H5 viruses. Has the ground been prepared for another worldwide pandemic? 
         So far, person-to-person spread seems to account for only a few cases. Most cases seem to have been acquired from close contact with infected birds. 
However, there are reports that the virus has been found in pigs. This is very troubling as simultaneous infection of a pig by a human strain could provide the opportunity for genetic reassortment between the two strains [Link] with the creation of an H5 virus able to spread rapidly between humans. 
           Work is going forward on an H5N1 vaccine. However, this is a virus that kills chickens so it is not surprising that it does not grow well in the eggs used for vaccine production


New Discovery in Fluorine Chemistry Poised to End PFOA Woes
August 9th, 2006 
Manufacturers of stain-repellents, non-stick cookware and other fluoropolymer-based materials will soon have an alternative to using controversial PFOA when developing such supplies. Fluorine chemist and Trinity Western University Professor, Chad Friesen, PhD, has developed a revolutionary environment-friendly process that utilizes a stable compound originally used as a lubricant. 
Presently, some fluoropolymers are manufactured using the essential processing aid, perfluorooctanoic acid (PFOA). PFOAs, along with other perfluorochemicals, are extremely useful in industry because their unique molecular structure prevents them from mixing with water or oil, allowing regular materials to become impermeable to grease or water.
Recently however, PFOAs have come under fire for their potential toxicity to humans and their increased prevalence in the environment.
Alerted to these concerns eight years ago, Professor Friesen, who has worked on top-secret projects with NASA and the US military, began modifying the fluorous biphase process in search of a more environment-friendly solution.
“The fluorous biphase process is extremely important because it allows expensive metal catalysts to be recycled,” explains Friesen. “Obviously this significantly reduces energy consumption and business costs. So I wanted to maintain this principle, but alter it so there would be no chance of a harmful byproduct remaining.”
In collaboration with DuPont, one of the world’s top research and development corporation, and with research assistance from select TWU students, Friesen identified poly(hexafluoropropylene oxide), or poly(HFPO). This ligand is a non-toxic, non-biocummulative fluorinated ether that does not break down to PFOA and appears to be safe for humans. In certain applications, poly(HFPO) could provide alternatives to materials such as Teflon®. Friesen, 33, is no stranger to cracking difficult problems. At age 25, while working at DuPont, he cracked a problem that scientists had been working on for 40 years and found a use for hazardous chemical byproducts.
Completing the most recent project has been a labour of love for Friesen as funding to complete it has been surprisingly tight.
“It took four years to convince NSERC (The Natural Sciences and Engineering Research Council of Canada) that we could solve the problem,” explains Friesen, who was overjoyed when he finally got the news about receiving the grant this year. “They didn’t believe we were actually achieving this level of research. In the past TWU has been known for its liberal arts education, not science and research, despite thriving in areas like chemistry, biology, computer studies and nursing.” 
   
The constant rejection for funding despite consistently meeting the demands of the Council was discouraging. Friesen and colleague Craig Montgomery, an inorganic chemist at TWU, both became adjunct professors at SFU at the request of NSERC, apparently to affirm their credibility, but they were still denied the grant. Finally, after filing for a patent, demonstrating their relationship with DuPont, collaborating with SFU, and establishing years of consistency, the chemists finally landed a $100,000 grant—$20,000 a year for five years—and are now able to continue the ground-breaking analysis of fluorous biphase catalysis. 
“We’ve got about 40 different versions of the poly(HFPO) to make and we’ve made three so far,” says Friesen. “The funding will allow us to hire more graduate and undergraduate researchers and fine-tune the process.” 
The funding will allow for more students like fourth-year Daryl Nyvall to participate. Nyvall is the fifth consecutive TWU student to be offered a year-long paid internship with DuPont. Several of the interns have even been listed on the patent, thanks to the research they conducted at TWU. Nyvall will be listed on the patent for poly(HFPO).
“The internship positions are highly competitive,” says Friesen, “and they’re awarded to only the very best. For the last five years we’ve had one student interning there each year and we’ve heard back that our students have been stellar.”
How the chemical process works 
Friesen explains the fluorous biphase process as functioning like the mythical Trojan Horse. The horse is the catalyst in the reaction and the soldiers hiding inside of it are the metal. Once the horse gets past the gate, the metal is released to do the work in the reaction. The horse’s tail, which is fluorinated and temperature sensitive, calls the soldiers back into the horse and they leave.
The problem with the reaction is that sometimes the tails falls off, converting to an acid and leaving cause for environmental concerns. Until Friesen’s discovery, scientists had only the option of altering the molecular building blocks of the catalyst’s tail, but had done so without viable success.
Friesen however, took a different approach. Instead of attaching a ridged fluorinated material to the tail, he used a flexible poly(HFPO). In this reaction, if the tail falls off, it remains an ether (not an acid) and is of no harm to humans or the environment. In certain applications, poly(HFPO) could provide alternatives to materials such as Teflon.
Source: Trinity Western University